seharian,
tanpa lelah berlari memijak duri hidup
di hutan derita
yang sungainya lesu mengalir darah-darah insan,
merahnya berselang kotoran penyakityang wujud pada diri.
melihatnya suci
hanya derita yang penuh tipu dan helah
tanpa sedikitpun merencana
pada iklim diri
saat senja tiba
tiada yang terbuka
untuk terima.
apakah sudah,
semua yang punya jasadpunya kuasa untuk menepis
senja?
ah,
bukankah semua itu telah terbeli
oleh lelah lesu hidup subuh
yang subur?
dan,
tersadai di muara.
kembali.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan